PKN STAN Mengikuti Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi untuk Melawan Radikalisme

Pada tanggal 25-26 September 2017, di Nusa Dua, Bali, Politeknik Keuangan Negara STAN menjadi bagian dan saksi dari lahirnya sejarah baru bagi bangsa Indonesia. Pada tanggal tersebut telah dideklarasikan aksi kebangsaan perguruan tinggi untuk menentang radikalisme. Aksi kebangsaan tersebut menurut panitia merupakan aksi kebangsaan terbesar sejak pertama kali dideklarasikannya sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.
Aksi yang diinisiasi oleh 155 pimpinan perguruan tinggi ini dihadiri oleh lebih dari 3000 perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia. Pelaksanaan tersebut sebagai bentuk tanggung jawab moril dan penentangan perguruan tinggi sebagai garda depan pengawai dan penjaga ilmu pengetahuan atas paham radikalisme yang disinyalir mulai merebak di kalangan masyarakat. Paham radikalisme ini diidentifikasi sebagai penyebab munculnya intoleransi yang pada akhirnya dapat mengancam persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.
Dalam kesempatan itu hadir beberapa tokoh kebangsaan untuk memberikan penjelasan dan sekaligus menawarkan solusi pemecahan terkait masalah radikalisme dan intoleransi dalam seminar kebangsaan yang bertajuk “Lembaga Pendidikan Tinggi sebagai Benteng Pancasila dan NKRI”. Tokoh–tokoh kebangsaan yang hadir diantaranya adalah Bpk. Tito Karnavian selaku KAPOLRI, Bpk. Lukman Hakim Saifuddin selaku Menteri Agama, Bpk. Yudi Latif selaku Kepala UKP-PANCASILA dan Buya Syafii Maarif. Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Menteri Riset dan Dikti M. Nasir. Di dalam sambutannya beliau menyampaikan bahwa sudah saatnya perguruan tinggi kembali meneguhkan lagi komitmen mereka terhadap NKRI, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika dan UUD 1945.
Sebagai acara pamungkas, berkenan hadir Presiden Republik Indonesia, Bapak Joko Widodo untuk menyampaikan arahan dan sekaligus menutup acara tersebut. Beliau berpesan agar semua perguruan tinggi di Indonesia turut berperan aktif dalam menjaga keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.