Bedah Buku Presidensi Indonesia G-20: Gagasan Kolektif Menuju Pemulihan dan Pertumbuhan Berkelanjutan

Sebagai bagian dari dukungan atas Presidensi Indonesia di G-20, PKN STAN bekerja sama dengan IKANAS menyelenggarakan kegiatan Bedah Buku Presidensi Indonesia G-20: Gagasan Kolektif Menuju Pemulihan dan Pertumbuhan Berkelanjutan, Jumat, 25 Februari 2022. Kegiatan ini dilaksanakan secara daring, menghadirkan Putu Bagus I.D.K dan Herlina Utamawati sebagai pembicara dan Dosen PKN STAN, Ferry Irawan sebagai Pembahas. Acara dibuka dengan sambutan dari Ketua IKANAS STAN, Helmi Yahya dan Direktur PKN STAN, Rahmadi Murwanto, serta dilanjutkan dengan Keynote Speech oleh Staf Ahli Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional, Wempi Saputra.
Dalam sambutannya, Ketua IKANAS, Helmi Yahya menyambut baik kegiatan bedah buku ini. Sebagai alumni, ungkapnya, kita diminta untuk selalu berkontribusi kepada NKRI. Lebih lanjut ia menyebutkan bahwa salah satu bentuk kontribusi alumni adalah dengan menerbitkan dokumen ilmiah atau buku-buku yang bermanfaat bagi bangsa. "Buku yang akan diluncurkan dan dibahas pada hari ini merupakan kumpulan dari tulisan-tulisan para alumni yang telah berkiprah di berbagai bidang", ungkapnya.
Direktur PKN STAN, Rahmadi Murwanto menyebutkan bahwa acara pagi ini merupakan salah satu cara untuk memperkuat tonggak eksistensi PKN STAN. Sebagai perguruan tinggi, PKN STAN diamanahi tri dharma, salah satunya adalah penelitian dan pengembangan. Kajian dan hasil penelitian tidak akan bermanfaat apabila tidak disebarluaskan. "Saya harap para peserta yang hadir dapat melihat gagasan yang disampaikan, kritisi, lalu apabila gagasan kami dianggap baik, mari kita bergandengan tangan untuk bisa membuat gagasan ini terealisasi", ungkapnya.
Staf Ahli Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional, Wempi Saputra, mengapresiasi inisatif PKN STAN dan IKANAS PKN STAN untuk menyelenggarakan kegiatan ini. Wempi menyebutkan bahwa kegiatan ini sejalan dengan upaya untuk memasyarakatkan Forum G-20 dan agenda yang ada didalamnya kepada masyarakat Indonesia. Terkait Forum G-20, Wempi menyatakan di sana juga memikirkan pemulihan ekonomi dengan semangat "Recover Together, Recover Stronger". Efek pandemi bisa berdaya jangka menengah atau jangka panjang, dan mungkin saja bisa diselesaikan dengan strategi reformasi struktural. Strategi ini, tambahnya, melibatkan penguatan investasi, peningkatan produktivitas, pengurangan angka penganguran agar dapat meningkatkan pertumbuhan yang berkelanjutan yang tentu saja butuh dukungan dari semua pihak. "Forum G-20 perlu kita optimalkan, tapi semya harapan dan tenaga, sumbangan pikiran, waktu dari seluruh insan di Indonesia itu jauh lebih penting sebagaimana kita melihat peluang di masa dengan untuk menjadi negara maju", pungkasnya.
Kegiatan bedah buku dipandu oleh Peneliti IKANAS STAN, Shandra Widiyanti sebagai moderator. Materi pertama disampaikan oleh Putu Bagus I.D.K dengan tema "Carbon Tax, Langkah Pengendalian Emosi Indonesia". Dilanjutkan dengan materi kedua yang disampaikan oleh Herlina Utamawati dengan tema “Peran Presidensi Indonesia G-20 2022 Dalam Menghadapi Tantangan Perdagangan Internasional: Perang Dagang US-Tiongkok dan Tantangan di Masa Depan”. Melengkapi pemaparan, kedua isu ini dbahas oleh Dosen PKN STAN, Ferry Irawan dan ditutup dengan diskusi bersama para peserta kegiatan bedah buku.