Lompat ke isi utama

Mendorong Kemandirian Keuangan Desa: PKN STAN Latih Pengelola BUMDESMA LKD di Kabupaten Semarang

Tangerang Selatan, Juni 2025 – Dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan meningkatkan akuntabilitas pengelolaan keuangan desa, Politeknik Keuangan Negara STAN (PKN STAN) melalui Program Studi D-IV Manajemen Aset Publik melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (Pengmas) bertema Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) Pengelola Keuangan Badan Usaha Milik Desa Bersama - Lembaga Keuangan Desa (BUMDESMA LKD) di Kabupaten Semarang. Kegiatan ini menyasar pengelola keuangan BUMDESMA LKD agar mampu menyusun laporan keuangan secara mandiri sesuai standar akuntansi yang berlaku.

Kegiatan Pengmas ini merupakan bentuk implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam mendukung program transformasi kelembagaan eks Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan menjadi BUMDESMA LKD. Pelaksanaan kegiatan ini berlangsung dari Februari hingga Mei 2025 dengan pendekatan pelatihan langsung (offline) dan pendampingan daring (online).

Transformasi UPK eks PNPM menjadi BUMDESMA LKD membawa serta tantangan baru, salah satunya adalah kewajiban menyusun laporan keuangan sesuai KepmendesPDTT 136/2022 dan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Publik (SAK EP). Fakta di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak pengelola BUMDESMA LKD yang mengalami kesulitan dalam menyusun laporan keuangan secara mandiri. Ketergantungan pada aplikasi akuntansi pihak eksternal menjadi penghambat, terutama ketika aplikasi tersebut tidak mampu mengikuti kompleksitas transaksi atau ketika terjadi gangguan teknis.

Sebagian besar aset BUMDESMA LKD berupa dana bergulir eks PNPM, yang menuntut pengelolaan akuntansi yang cermat dan sesuai ketentuan agar tetap dapat dipertanggungjawabkan secara hukum dan publik. Tanpa kompetensi akuntansi yang memadai, pengelola BUMDESMA LKD menghadapi risiko pencatatan yang tidak akurat, laporan keuangan yang tidak auditable, hingga menurunnya kepercayaan dari stakeholder.

Menjawab tantangan tersebut, tim dosen dari PKN STAN yang terdiri dari Prayudi Nugroho dan Edy Riyanto merancang kegiatan pelatihan dan pendampingan bagi enam BUMDESMA LKD di Kabupaten Semarang. Program ini diawali dengan koordinasi bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kabupaten Semarang, yang menjadi mitra utama kegiatan. Pelatihan intensif dilakukan secara luring pada 24-25 Februari 2025 di aula Warung Makan Niki Eco, Tuntang, Kabupaten Semarang.

Materi pelatihan mencakup dasar-dasar akuntansi, praktik penyusunan laporan keuangan, penggunaan aplikasi akuntansi berbasis Microsoft Excel buatan PKN STAN, serta sosialisasi perpajakan desa oleh KPP Pratama Salatiga. Aplikasi akuntansi sederhana ini dirancang agar mudah digunakan oleh pengelola BUMDESMA LKD, sebagian besar di antaranya sudah familiar dengan Excel. Aplikasi tersebut mampu menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan ketentuan KepmendesPDTT 136/2022.

Pasca pelatihan, kegiatan dilanjutkan dengan pendampingan online melalui grup WhatsApp dan Zoom selama tiga bulan. Diskusi dilakukan secara aktif untuk menjawab kendala implementasi aplikasi, termasuk konsistensi penjurnalan, penyesuaian bukti transaksi, format laporan keuangan, serta masalah teknis penggunaan aplikasi. Salah satu BUMDESMA LKD, yaitu Kecamatan Tuntang, menjadi pilot project pendampingan mendalam. Mereka berhasil menyusun laporan keuangan berbasis aplikasi PKN STAN dan mengajukan dokumen tersebut untuk dievaluasi tim dosen. Umpan balik diberikan secara detail, termasuk masukan teknis dan strategi perbaikan struktur akuntansi.

Hasil dari kegiatan menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman akuntansi dasar dan penerapan aplikasi pelaporan keuangan. Pengelola BUMDESMA mulai memahami struktur laporan keuangan sesuai SAK EP, prinsip penyusunan bukti transaksi, pentingnya konsistensi pencatatan, serta penggunaan buku pembantu piutang. Sebagian besar peserta menyatakan bahwa pelatihan ini merupakan pengalaman pertama mereka belajar akuntansi secara sistematis. Selain pelatihan teknis, kegiatan ini juga membangun kesadaran pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan desa.

Dalam laporan akhir kegiatan, tim Pengmas mencatat bahwa tantangan utama adalah kurang aktifnya beberapa peserta dalam sesi pendampingan daring. Untuk mengatasi hal ini, direkomendasikan agar kegiatan di masa depan lebih banyak dilakukan secara tatap muka, dengan jangka waktu pendampingan yang lebih panjang. Tim juga mengusulkan agar DPMD melakukan replikasi kegiatan ini ke kecamatan lain, aplikasi Excel dikembangkan lebih lanjut agar mendukung multi-user, dan ada sinergi lanjutan dengan BPKP atau DJPb untuk integrasi ke sistem audit.

Sebagai penutup, tim pengmas PKN STAN menyampaikan rencana publikasi hasil kegiatan ke jurnal pengabdian masyarakat nasional. Tujuannya agar praktik baik ini dapat diadopsi oleh kabupaten lain di Indonesia.

Kegiatan Pengmas yang dilaksanakan oleh PKN STAN di Kabupaten Semarang ini menjadi bukti bahwa penguatan kapasitas SDM desa sangat penting dalam mendukung keberlanjutan ekonomi lokal. Melalui pelatihan yang terstruktur dan pendampingan yang intensif, BUMDESMA LKD kini selangkah lebih maju menuju kemandirian keuangan dan tata kelola yang akuntabel. Dengan adanya laporan keuangan yang sesuai standar, BUMDESMA LKD diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan stakeholder, memperkuat akses permodalan, dan akhirnya berkontribusi nyata terhadap peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADesa).